Visitors

Flag Counter

Selasa, 26 November 2013

Jurnalisme Online Juga Harus Serius




JURNALISME ONLINE JUGA HARUS SERIUS
 Oleh : MURSIDI HARTONO

Begitu mendapat kabar Australia menyadap telepon sepuluh pejabat Indonesia, termasuk dirinya dan Ibu Ani, Presiden SBY kemudian menulis di akun twitter pribadi, @SBYudhoyono. Presiden meminta PM Australia Tony Abbott meminta maaf dan menjelaskan skandal tersebut.
Tapi tahukah anda, sebelum berceloteh di twitter, Presiden SBY terlebih dahulu memanggil Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk mendiskusikan kasus ini, dan meminta Menteri Marty menyampaikan sikap Indonesia kepada Pemerintah Australia. Menteri Marty kemudian membuat pernyataan pers, memanggil pulang Dubes Indonesia untuk Australia, dan memanggil pejabat Kedubes Australia keesokan harinya.
Di tengah arus utama berita yang mendukung sikap tegas Indonesia, ada pula yang iseng. Sebuah situs web milik media nasional (mainstream) nyelatuk, terang saja Abbott tidak mau minta maaf, wong permintaannya dilakukan lewat twitter.
Cerita di atas memperlihatkan bagaimana perspektif media mempengaruhi cara penulisan berita.
Dalam prinsip jurnalisme kebenaran ditempatkan dalam urutan teratas.1) Kebenaran dibangun melalui fakta-fakta. Akurasi terhadap fakta adalah fondasi yang mendasari bangun sebuah berita: konteks, interpretasi, analisis, dan debat. Jika pengungkapan terhadap fakta keliru atau bias, maka bengunan cerita atau berita itu bisa dipastikan akan salah atau bias pula.
Pertanyaannya, bagaimana mungkin di tengah mudahnya akses informasi sekarang ini seorang jurnalis bisa keliru melihat fakta?
Jawabannya bukan karena pers atau jurnalis malas atau lalai menggali fakta, tapi agaknya ini lebih memperlihatkan kesadaran bahwa pers bisa menjadi alat kepentingan.
Soal pers menjadi alat kepentingan ini sudah banyak disampaikan oleh banyak kalangan. Pakar komunikasi politik Prof. Dr Tjipta Lesmana dalam sebuah diskusi di Bali, Desember 2012, mengingatkan media di dalam fungsinya menyebarluaskan informasi jangan sampai diperalat oleh kepentingan sesaat. Media atau pers mempunyai fungsi yang sangat mulia sehingga semestinya dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan etika.
Muatan kepentingan di dalam pers ini mudah ditebak dengan menilik siapa pemilik media-media di Indonesia. Hampir semua media mainstream dimiliki oleh tokoh politik atau pebisnis yang kemudian terjun ke dunia politik. Sebagian besar dari mereka bahkan menggunakan media atau jaringan media miliknya untuk kampanye politik, baik melalui iklan yang terang-terangan maupun tersembunyi melalui berita dan talkshow.

Era Media Sosial
Saat ini kita memasuki media generasi ketiga, setelah media cetak dan media elektronik, yaitu bertumbuhnya media online. Media generasi ini lahir ketika Mark Drudge, seorang komentator poltik, secara mengejutkan mengirimi ribuan imel tentang kisah perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.
Berbekal sebuah laptop dan modem, Drudge mengirimkan ribuan imel ke berbagai pihak berisi cerita ‘Monicagate’ tersebut yang tak terungkap di media massa, hingga akhirnya ia mengumpulkan kisah tersebut ke dalam laman pribadinya (dikenal sebagai milist), Drudge Report, pada 19 Januari 1998.
Tanggal tersebut kemudian menjadi penanda lahirnya jurnalisme online, yang kemudian diikuti oleh para netters di banyak negara. Baru pada tahun 2000-an, muncul situs-situs pribadi yang menampilkan laporan jurnalistik pemiliknya, yang kemudian disebut sebagai weblog atau blog.
Jurnalistik online sering diartikan sebagai penulisan dan penyebarluasan berita melalui internet. Pengertian teringkas mengenai jurnalistik online dikemukakan J.G. Stoval dalam Web Journalism: Practice and Promise of a new Medium (2004), yaitu jurnalistik di website.
Menurut Stoval, jurnalistik online longgar didefinisikan sebagai jurnalisme di Web, yang dianggap sebagai media berita karena memungkinkan adanya posting berita dan informasi. Dari definisi Stoval ini pula muncul istilah lain untuk jurnalistik online, yakni Web Journalism (Jurnalistik Website), selain Internet Journalism (Jurnalistik Internet) dan Cyber Journalism (Jurnalistik Siber).
'Gara-gara' website muncul jurnalistik online. Padahal, saat pertama kali ditemukan oleh pakar komputer Inggris, Sir Timothy John Tim Berners Lee, pada 1989, website dimaksudkan untuk memudahkan tukar-menukar dan memperbaharui informasi pada sesama peneliti di tempat ia bekerja.
Karena menyentuh informasi itulah website kini berkembang menjadi media online, yakni media komunikasi massa yang tersaji secara online di internet berupa website (situs web).
Setiap orang kini bisa menjadi jurnalis melalui media sosial. Mirip iklan minuman ringan, jurnalisme masyarakat atau citizen journalism kini merambah kemana-mana, oleh siapa saja, dan kapan saja, terlebih dengan berkembangnya twitter dan facebook. Orang menjadi 'jurnalis dadakan' dengan mengunggah isu, rumors, dan kisah-kisah yang bisa dikategorikan sebagai berita melalui gadget.

Kecepatan Versus Kebenaran
Paul Bradshaw dalam Online Journalism Handbook membagi lima prinsip dasar dalam jurnalisme online. Kelima prinsip tersebut diringkas sebagai BASIC, yakni  Brevity (ringkas), Adaptability (beradaptasi dengan teknologi), Scannability (mudah dicerna), Interactivity (sangat interaktif), dan Community and Conversation (membangun komunitas melalui percakapan).
Ada banyak ragam jurnalisme online, tapi saya hanya ingin mencontohkan Mainstream News Site dan Share and Discussion Sites. Termasuk kategori pertama adalah detikcom, inilah.com, okezone, dan media online yang dimiliki oleh media mainstream, seperti kompas.com, republika.com, liputan6.com dan lain-lain. Yang masuk kategori kedua. misalnya Indymedia dan Slashdot.
Jurnalisme online kini menjadi penting bagi industri media. Karena tak cukup banyak waktu, masyarakat kota besar memilih mengakses berita dari manapun dan kapanpun melalui media online.
Tak hanya berita dari media online yang mainstream yang mereka baca, bahkan kabar atau informasi dari blog-blog pribadi juga bisa mereka akses melalui gadget.
Kehadiran citizen journalism memberi warna baru dalam dunia jurnalistik dan memberi masyarakat sudut pandang lain dalam menilai suatu isu yang berkembang. Jurnalisme masyarakat secara tidak langsung dilindungi oleh Peraturan Dewan Pers nomor 5/Peraturan DP/IV/2008 yang menyatakan bahwa kemerdekaan menyatakan pikiran dan pendapat merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat dihilangkan dan harus dihormati.
Kelebihan lain dari jurnalisme online adalah tampilannya yang lebih menarik karena dipadukan dengan foto, dan terkadang video.
Namun jurnalisme online juga memiliki kelemahan, yakni tingkat akurasinya sering lemah. Hal ini terutama terjadi pada laman-laman blog pribadi atau komunitas. Apa yang disebut sebagai berita atau informasi lebih sering baru berupa rumors.
Pada media online yang mainstream, kelemahan terjadi akibat tuntutan kecepatan atau aktualitas. Terkadang seorang jurnalis online menulis sebuah berita saat berita tersebut sedang terjadi sehingga proses verifikasi belum dilakukan.
Presiden SBY pernah bercerita, suatu ketika dia di sms keluarga yang mengabarkan orang-orang ribut kena macet di jalan Sudirman, Jakarta, gara-gara SBY lewat. Kabar kemacetan 'gara-gara SBY lewat' ini menyebar di media sosial, dan sialnya juga dikutip oleh sebuah portal berita. Padahal saat itu SBY tidak sedang kemana-mana, ia ada di rumahnya di Cikeas!
Kasus di atas hanya salah satu contoh bagaimana fakta, akurasi, dan kebenaran harus dijunjung tinggi seorang jurnalis, apapun medianya.
Kecepatan dan akurasi menjadi isu penting di media online atau media siber. Seharusnya, tuntutan kecepatan dan real time tidak dijadikan pembenaran atas pemuatan berita-berita yang tidak akurat dan kredibel. Kredibilitas adalah aset termahal media, dan merupakan prinsip utama jurnalistik.
Ada sejumlah persepsi keliru di kalangan pengelola dan jurnalis media online. Persepsi keliru itu antara lain, jurnalisme online bukanlah jurnalisme yang serius. Traffic acapkali dijadikan sebagai pencapaian utama, mengalahkan kualitas dan kredibilitas. Liputan mendalam tak mendapatkan tempat, apalagi peliputan investigatif.
Akibat perspektif keliru itu, berita-berita dalam media online di Indonesia terjebak pada berita yang dangkal dan citranya menjadi berita kelas dua. Hal ini terjadi mereka berlomba-lomba mengejar traffic. Pada saat bersamaan pasar iklan di dunia online terbilang brutal karena menggunakan sistem iklan berdasarkan traffic.
Padahal media online di Amerika dan Eropa tidak selalu bertarung dengan kecepatan dengan mengorbankan akurasi. Huffingtonpost.com, misalnya.

Wisuda AkommRTVi GLOBALMEDIA 26 November 2013

Wisuda AkommRTVi GLOBALMEDIA 2013 dilaksanakan di gedung MK bekasi.

Sabtu, 31 Agustus 2013

"Senandung Anak Jalanan" : Karya Anak Bangsa (KABASA)

KABASA (KARYA ANAK BANGSA) membina anak jalanan dan mantan anak jalanan. Komunitas KABASA berlokasi di Islamic Village Jl. KH Mas Mansyur no 123 Bekasi Timur, mempunyai kegiatan antara lain : pengajian, bermusik, berteater, sablon kaos dll. Mau berkontribusi Bank Mandiri No.Rek 900-00-1642721-4 a/n Guntur Kurniawan. Lebih jelas hubungi Ujang Anjalis (HP 081316405835), Iwan Anjalis (HP 089650218587), Erna Anjalis (HP 089630583779) ....

Rabu, 17 Juli 2013

Sanggar Satu Untuk Semua

Sanggar SATU UNTUK SEMUA. Sanggar ini membina anak-anak terpinggirkan (pemulung kecil dan anak pemulung) di sekitar lokasi TPA Bantar Gebang Bekasi. Mau berkontribusi apa pun hubungi Mbak Resa atau Bang Etka Hp. 081213595400 ...





Jumat, 12 Juli 2013

Utang yang Memiskinkan


KOMPAS, oleh APUNG WIDADI
Utang Pemerintah Indonesia pertengahan tahun 2013 menumpuk hingga Rp. 2.023 triliun. Ini berarti rata-rata satu warga negara Indonesia menanggung utang Rp. 8,5 juta. Dampaknya, rakyat semakin miskin.

Total sejak 2004 hingga saat ini peningkatan utang semasa pemerintahan SBY Rp. 724,22 triliun. Akhir 2004 utang pemerintah masih Rp. 1.299,50 triliun. Kenaikan yang sangat signifikan. Ini berdampak pada APBN yang kian tergerus karena harus bayar cicilan pokok dan bunga utang.

Pada 2013, misalnya, pemerintah berencana membayar cicilan pokok dan bunga Rp. 299,708 triliun, 17,3 persen dari total belanja negara pada APBN Perubahan 2013 (Rp. 1.726,2 triliun). Pada 2013 total anggaran kemiskinan Rp. 115,5 triliun, hanya 6,7 persen dari total belanja negara. Politik anggaran pemerintah kontras memilih menyubsidi orang kaya pemilik surat berharga negara daripada menyubsidi BBM untuk rakyat miskin.

Utang luar negeri secara bilateral banyak berasal dari Jepang rata-rata Rp. 259,64 triliun per tahun, 38,3 persen dari total utang per tahun. Utang dari hubungan multilateral yang berasal dari Bank Dunia, menurut data Dirjen Pengelolaan Utang, per Mei 2013 sekitar Rp. 122 triliun, 21 persen dari total utang. Bank Pembangunan Asia per Mei 2013 menyumbang Rp. 95,77 triliun, 16 persen dari total utang luar negeri. Data itu belum termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan valas.

Jika demikian halnya, mimpi rezim pemerintahan yang anti-utang luar negeri pupus sudah. Setelah Soeharto, sepertinya warisan utang menggunung menjadi tradisi peninggalan dosa rezim untuk anak cucunya.

Dengan beban utang yang kian besar setiap tahun, dan tak diimbangi dengan peningkatan pendapatan, APBN dikhawatirkan jebol dan negara bisa bangkrut. Total pembayaran cicilan pokok dan bunga utang dalam negeri dan luar negeri saja (2005-2012) Rp. 1.584,88 triliun.

Selain menyedot uang negara dalam jumlah besar, dana asing berbentuk utang dan hibah luar negeri juga membuat intervensi mendalam terhadap kebijakan ekonomi. Sejumlah kebijakan dan puluhan UU yang merugikan kepentingan nasional adalah produk tak langsung dana asing itu, antara lain UU No.22/2001 Migas yang belum direvisi, UU No.7/2004 Sumber Daya Air, UU No.30/2007 Energi, UU No.25/2007 Penanaman Modal, UU No.9/2009 Badan Hukum Pendidikan, UU No.19/2003 BUMN, dan UU No.27/2007 Pengelolaan Pesisir dan Pulau Kecil.

Beberapa UU itu secara jelas menjadikan kepentingan nasional subordinat dari kepentingan modal asing di Indonesia. Bahkan, melalui UU Penanaman Modal, pihak asing dapat menguasai sektor strategis di Indonesia hingga 95 persen. Perusahaan asing juga mendapat fasilitas dan hak yang sama dengan perusahaan dalam negeri.

Setidaknya empat argumentasi yang selalu digembar-gemborkan setiap tahun. 
Pertama, utang pemerintah diperlukan untuk membiayai defisit APBN. Kedua, meskipun nominal meningkat, rasio terhadap PDB dalam posisi aman. Ketiga, utang pemerintah diarahkan untuk mendapatkan pembiayaan publik dengan biaya dan risiko rendah dan jangka panjang. Keempat, pengelolaan fiskal dan utang semakin baik.

Menyesatkan 
Argumentasi pemerintah itu, jika tak diperbaiki, menyesatkan. Ada indikasi, defisit APBN semakin menggelembung tiap tahun. Neraca yang defisit hanya ditindaklanjuti dengan solusi instan utang, bukan menaikkan pendapatan negara dari usaha asing dan sumber daya alam kita.

Terkait rasio dengan PDB, melihat dengan kaca mata itu tampak manis rasio pinjaman, SBN, dan PDB setiap tahun menurun. Hingga 2013 hanya berkisar 16,6 persen hingga 23,1 persen. Bahkan, pada 2012 Indonesia dalam rasio utang dengan PDB lebih baik dari negara yang mengalami krisis, seperti Italia (127 persen), Jerman (82 persen). Jepang (237 persen), atau AS (106,5 persen). Rasio PDB adalah total produksi dalam negeri beserta asing. Bagaimana dengan rasio produk nasional bruto? Tentu hasilnya akan beda terkait produksi dalam negeri tanpa asing.

Alih-alih dengan argumen risiko rendah dan jangka panjang, hantu jatuh tempo utang justru makin mengancam. Obligasi rekap BLBI jatuh tempo pada 2033 dengan nilai Rp. 127 triliun. Ini mengerikan. Perampokan oleh pengusaha hitam, tetapi beban utangnya dibiayai negara.

Jika terus dibiarkan, utang pemerintah akan jadi bom waktu ekonomi Indonesia dan mempernganga jurang antara pemodal dan rakyat miskin. Langkah lebih radikal barangkali perlu dipikirkan oleh pemerintahaan SBY, moratorium utang, khususnya dalam negeri, ini cukup realistis karena mayoritas utang dalam negeri sekitar 64 persen dari total utang. Utang dalam negeri itu dinikmati bank pemerintah atau swasta. Pemerintah mudah mengambil sikap tegas.

DPR sebagai pengawas pemerintah yang tak pernah dilibatkan dalam membahas utang harus mengambil langkah politik yang tegas untuk menghentikan utang dan mendesak pemerintah agar tak meneruskan obligasi rekap yang hanya menguntungkan pengusaha nakal era Orde Baru yang saat ini terus menyusu kepada negara.
APUNG WIDADI
Peneliti Politik Anggaran
di Indonesia Budget Center

Rabu, 19 Juni 2013

Kenaikan BBM, Pedagang Sayur Keliling Hanya Bisa Pasrah

Rencana kenaikan harga BBM, membuat harga dagangan pak Tohirin ikut-ikutan naik. Kenaikan berkisar antara Rp. 1.000 sampai Rp. 5.000. Pak Tohirin sudah berdagang sayur keliling sejak 1989, pria yang dikaruniai 4 putra ini mengaku mengawatirkan dampak kenaikan harga BBM. “Meskipun ada bantuan dari pemerintah tapi kan hanya beberapa bulan terus selebihnya bagaimana kalau semua pada naik” ucapnya. "Orang kecil sudah terbiasa menderita dan hanya bisa pasrah" keluhnya.






Minggu, 14 April 2013

ANJALIS (Anak Jalanan Islam)

ANJALIS (Anak Jalanan Islam) telah mengeluarkan dua Album. Album pertama “Senandung Dakwah Jalanan” dan kedua “Duo Anjalis” ….  Personil Anjalis salah satunya Khairul (Ujang) Shiddiq penulis novel “Bait-Bait Suci Gunung Rinjani” Pembina Komunitas KABASA. Komunitas KABASA (KARYA ANAK BANGSA) membina anak jalanan dan mantan anak jalanan. Komunitas KABASA berlokasi di Islamic Village Jl. KH Mas Mansyur no 123 Bekasi Timur, mempunyai kegiatan antara lain : pengajian, bermusik, berteater, sablon kaos dll. Mau berkontribusi Bank Mandiri No.Rek 900-00-1642721-4 a/n Guntur Kurniawan. Lebih jelas hubungi Ujang Anjalis (HP 081316405835), Iwan Anjalis (HP 089650218587), Erna Anjalis (HP 089630583779)












Minggu, 03 Maret 2013

The First Academy of Broadcasting in Indonesia

Dari AMRTV, AKMRTV menjadi AkommRTVi GLOBALMEDIA. Jl. Kamang Pratama Raya I Blok MM-12 Bekasi Ph. 02182423178

 VISI & MISI AkommRTVi GLOBALMEDIA

VISI
Menjadi barometer bagi perguruan tinggi swasta lainnya dalam bidang penyiaran (broadcasting) radio dan televisi di Indonesia.
Memberdayakan dan meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang komunikasi

MISI
Menghasilkan komunikator yang berkualitas dan profesional serta mampu mempergunakan peralatan komunikasi yang canggih.
Menghasilkan reporter yang berkualitas yang akan berkecimpung di lingkungan organisasinya

TUJUAN
Terbagi dalam :
a. Tujuan Umum
Mempersiapkan mahasiswa agar menjadi tenaga profesional, yang mampu mengembangkan inovasi-inovasi baru yang dapat disumbangkan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Mempersiapkan sumberdaya manusia yang mampu menjadi penyiar yang handal.
Mempersiapkan sumberdaya manusia yang mampu mempergunakan peralatan radio dan televisi.

b. Tujuan Khusus
Menghasilkan sumber daya manusia yang professional di bidang broadcasting.
Memiliki jiwa kepemimpinan, kedisiplinan, dan kewirausahaan;
Mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman;
Mampu menganalisa dan memecahkan masalah;Memiliki moral dan rasa tanggung jawab pada diri dan lingkungannya;
Mampu berinovasi untuk dapat menciptakan peluang bagi karirnya;
Mampu bersaing dengan para pesaing dari dalam dan luar negeri;
Mampu bekerja sama dalam sebuah tim.
Memiliki kesiapan dan kemampuan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi :
Memiliki pemahaman akan konsep-konsep ilmu broadcasting;
Memiliki kesadaran akan konsep long life education;
Memiliki jiwa kepenelitian, yaitu jujur dan bertanggung jawab;
Memiliki kemauan untuk mengembangkan kemampuan diri.

Sabtu, 02 Februari 2013

Mercusuar 1885 Anyer Beach Indonesia

Mercusuar 1885 Anyer Beach Indonesia 
"Kepunyaan Allah lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami." (QS. Al Munafiqun : 7)