Visitors

Flag Counter

Senin, 24 September 2012

Mitos Wartawan

Ada beberapa mitos mengenai sosok wartawan menurut Elvinaro Ardianto dalam buku handbook of public relations.
1. Wartawan bisa diundang kapan saja. Hal ini merupakan mitos sehingga sering kali suatu undangan konferensi pers suatu perusahaan atau lembaga tidak banyak dihadiri wartawan. Ketidakhadiran tentunya disebabkan wartawan tersebut menganggap undangan itu kurang memiliki nilai berita, lokasi undangan terlalu jauh, lokasinya sukar dijangkau kendaraan umum, sudah terlalu malam karena wartawan sudah lelah, dikejar deadline penyerahan naskah berita yang lain, dan banyak lagi faktor yang membuat wartawan tidak bisa diundang kapan saja. Lain halnya kalau ada berita yang bersifat hard news, seperti kebakaran super mall, tabrakan kereta api, pesawat jatuh, perampokan, bencana alam. Mereka akan mengejar peristiwa tersebut kendati sudah tertidur lelap di rumahnya, dan bukan pada jam kerja. Mereka harus berangkat untuk mengajar sumber berita hard news tadi.
2. Wartawan selalu memberitakan hal-hal negatif. Hanya mitos karena wartawan tidak sembarangan dalam membuat berita karena sebuah berita harus dilengkapi dengan fakta yang akurat. Selain itu, seorang redaktur sebagai kepanjangtanganan pemimpin redaksi akan melihat pantas tidaknya sebuah berita diturunkan.
3. Wartawan selalu komersial. Dengan semakin baiknya tingkat kesehatan manajemen perusahaan surat kabar, dan bermunculannya wartawan muda yang berpendidikan tinggi, praktik-praktik meminta imbalan (amplop) dari sumber berita sudah bukan zamannya lagi.
4. Wartawan selalu urakan. Wartawan masa kini yang berpendidikan tinggi dan sudah dibekali etika ketika meliput, sehingga ketika meliput pun menggunakan pakaian yang rapi dan pantas. Bahkan, pernah terjadi kepada seorang wartawan Harian Bisnis Indonesia, yang kini menjadi dosen, disangka seorang dokter oleh protokoler suatu simposium ilmu kedokteran. Begitu pun ketika meliput sebuah konferensi pers di Jakarta. Karena ia duduk berdekatan dengan pengusaha, disangka bankir oleh wartawan yang tidak mengenalnya.
5. Wartawan manusia pintar. Mitos ini yang melekat dalam masyarakat bahwa wartawan merupakan manusia yang memiliki intelegensia tinggi harus diwaspadai karena lewat wawancaranya yang tajam bisa menjerumuskan sumber berita yang salah omong. Pada kenyataannya tidak betul sebab masih banyak wartawan yang bertanya saat konferensi pers dengan pertanyaan yang amat sederhana, bahkan tidak mengerti apa yang dipresentasikan dalam acara itu.
6. Wartawan yang membutuhkan berita. Misalnya, ketika akan meliput seminar harus membayar, kemungkinan kecil mereka mau, kalau tidak meninggalkan acara itu, wartawan akan menunggu di luar, ketika seorang menteri yang menjadi pembicara dalam seminar itu keluar, maka dikejarnya menteri itu, besoknya turun berita, tanpa menyebut penyelenggara seminar. Buat panitia suatu kerugian luput dari publisitas panitia seminar itu di media massa.
7. Wartawan adalah manusia kebal hukum. Pada kenyataannya, wartawan tidak kebal hukum. Jika melanggar lalu lintas, ia tetap ditilang polisi, atau jika ada oknum wartawan yang memeras uang kepada sumber berita tetap akan diciduk pihak berwajib.
8. Wartawan sosok yang menakutkan. Akibat mitos ini, tidak sedikit oknum wartawan yang bergentayangan mencari sumber berita yang ujung-ujungnya meminta uang.
9.Wartawan bisa menulis apa saja. Dengan mengacu pada kaidah jurnalistik, wartawan sesungguhnya tidak bisa menulis berita sekendak hati. Meskipun ia penulisnya, belum tentu redakturnya memuat berita tersebut karena sebuah berita yang layak dimuat harus benar-benar faktual.
10. Wartawan manusia sakti. Artinya, wartawan mampu mengurus apa saja dan dapat menembus rumitnya birokrasi. Karena itu, muncul mitos jika ingin mengurus sesuatu, sebaiknya menitipkan pada kenalan seorang wartawan. Padahal, dalam mengurus sesuatu misalnya perpanjangan SIM dan STNK, wartawan tetap harus mengikuti prosedur resmi (Abdullah, 2000)

Sabtu, 15 September 2012

Visi/Misi Foke-Nara & Visi/Misi Jokowi-Ahok

 Melihat spanduk mengarah ciracas deket danau.
Foke-Nara
Nama : DR. Ing. H. Fauzi Bowo
Tempat, tgl lahir : Jakarta, 10 April 1948
Agama : Islam
Pendidikan : Dokter Ingeniur (DE-Ing) - S3 Der Fachbereich Architectur, Universitat Kaiserlautern, Jerman

Nama : Mayjen (Purn) H. Nachrowi Ramli
Tempat, tgl lahir : Jakarta, 12 Juli 1951
Agama : Islam
Pendidikan : S-1 Fakultas Ekonomi, Universitas Borobudur


Visi
Jakarta yang lebih maju, nyaman dan sejahtera

Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang mudah diakses dan merata
2. Memperkuat pemberdayaan masyarakat pada berbagai aspek kehidupan melalui peningkatan kapasitas dan penciptaan ruang untuk prakarsa dan kreativitas menuju masyarakat yang lebih mandiri
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur kota untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Mengelola lingkungan kota yang bersih, sehat, layak huni, dan inspiratif menuju kenyamanan dan kesejahteraan yang berkelanjutan

Jokowi-Ahok
Nama : Ir. H. Joko Widodo
Tempat, tgl lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Kehutanan-Universitas Gadjah Mada

Nama : Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM
Tempat, tgl lahir : Manggar, 29 Juni 1966
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : S-2 Sekolah Tinggi Manajemen, Prasetya Mulya

Visi
Jakarta baru, kota modern yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang berkebudayaan, dan dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.

Misi
1. Mewujudkan Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan rencana tata ruang wilayah
2. Menjadikan Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah, dan lain-lain
3. Menjamin ketersediaan hunian dan ruang publik yang layak serta terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang berkualitas secara gratis selama 12 tahun untuk warga Jakarta.
4. Membangun budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran dalam memelihara kota.
5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan publik.

Kamis, 13 September 2012

Social Media Strategy

PELATIHAN STRATEGI MEDIA SOSIAL (SOCIAL MEDIA STRATEGY)

1. Latar Belakang Masalah
Dengan begitu banyak orang beralih ke mesin pencari di internet serta media sosial untuk mencari informasi dan membuat keputusan membeli produk, memakai jasa layanan dll.  maka pemilik bisnis/usaha semakin menyadari pentingnya membangun sebuah kehadiran online yang layak. Kehadiran online bisa berupa  website, blog, media sosial atau yang lainnya. Yang paling mendapat manfaat dari pemasaran online dari media sosial adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Menurut laporan 2011, pemilik UMKM mendapat hasil terbesar dari pemasaran melalui media sosial selama 3 tahun terakhir. Media sosial telah menjadi alat utama dalam pemasaran yang cerdas.
Meskipun pemilik bisnis/usaha sudah memiliki website tersendiri, di pasar saat ini tidak cukup hanya mengandalkan website dan iklan dari mulut ke mulut untuk membawa nama bisnis/usaha anda ke masyarakat, mitra bisnis serta konsumen anda. Untuk itu perlu adanya strategi yang digunakan. Salah satunya menggunakan Strategi Media Sosial (Social Media Strategy).

2. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan 1 sampai 2 orang dan seperangkat komputer jaringan

3. Tujuan
Memperluas jangkauan informasi bisnis/usaha anda, mendapatkan mitra bisnis serta konsumen baru.

4. Hasil Yang Diharapkan
Pekerja, pemasar, pebisnis atau pengusaha, yang baru mulai usaha/bisnis bisa mengembangkan media sosial menjadi alat utama dalam pemasaran.

5. Waktu
Untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan dalam pelatihan ini  membutuhkan waktu 5 hari efektif.

6. Pelaksana Program Pelatihan
Andra (PH 085747117111), Yudanto Prayitno (PH. 08158038987) & Tim

Rabu, 05 September 2012

Indonesia Social Media


Memanfaatkan Social Media untuk ilmu pengetahuan, kecerdasan bangsa, kesejahteraan rakyat dll.